DRAMA TUGAS BAHASA INDNESIA.
Abu : Burung, di manakah ujung dunia ?
Burung : Di sana.
Abu : Katak, di manakah ujung dunia ?
Katak : Di sana.
Abu : Rumput, dia manakah ujung dunia ?
Rumput : Di sana.
Abu : Embun, di manakah ujung dunia ?
Embun : Di sana.
Abu : Air, di manakah ujung dunia ?
Air : Di sana. (SEMUA MENERTAWAKAN ABU)
Abu : Batu, di manakah ujung dunia ?
Batu : Di sana. (SEMUA MENERTAWAKAN ABU)
Abu : Jangkerik, di manakah ujung dunia ?
Jangkerik : Di sana. (SEMUA MENERTAWAKAN ABU)
Abu : Kambing, di manakah ujung dunia ?
Kambing : Di sana.
Abu : Kambing, di manakah di sana ?
Kambing : Di sana. (DALAM SUNYI ABU BERUSAHA MENANGKAP KEPASTIAN)
Abu : Pohon, di manakah di sana ?
Pohon : Di sana. (DALAM SUNYI ABU BERUSAHA MENANGKAP CAHAYA)
Abu : Kakek, di manakah di sana ?
Kakek : Di sini.
Abu : Di mana ?
Kakek : Di sini.
Abu : Di sini ?
(HUTAN SUNYI DALAM ABU)
Kakek : Di sana di sini sama saja. Semuanya tak berarti. Yang kau cari adalah agama. Tak ada obat yang paling mujarab selain agama.
Abu : Saya tidak sakit.
Kakek : Tak ada tempat yang paling teduh dan tak ada obat pelelah selain agama.
Abu : Saya tidak cape.
Kakek : Segala teka-teki silang pasti tertebak oleh agama.
Abu : Saya tak butuh semua itu. Saya butuh Cermin Tipu Daya.
Kakek : Apa itu Cermin Tipu Daya ?
Abu : Cermin Tipu Daya adalah penangkis segala bala. Penyelamat segala Pangeran dalam dongeng purbakala.
Kakek : Inilah dia. Cermin sejati. Bukan plastik. Terbuat dari air danau purbani. Lihatlah semua tampak jelas di sini. Lihatlah.
Abu : Wajah siapa itu ?
Kakek : Wajahmu.
Abu : Wajah saya ?
Kakek : Siapa lagi ?
Abu : begini tua ?
Kakek : Kau begitu jernih cahayanya.
Abu : Begini tua. Lebih sengsara dari nyatanya. Begini miskin.
Kakek : Di sini, kau miskin dan kaya sekaligus.
Abu : Saya tidak mengerti.
Kakek : Tak lama lagi kau akan mengerti, kalau mau dengar apa yang saya baca.
Abu : Kalau saya tetap tidak mengerti ?
Kakek : Kau adalah insan yang malang.
Abu : Kalau begitu cobalah bacakan satu baris.
Kakek : Dia Tuhan.
Abu : Tuhan.
Kakek : Tuhan.
Abu : Tuhan.
Kakek : Yang menciptakan kita.
Abu : Tuhan.
Kakek : Yakinlah.
Abu : Kalau begitu Dia yang memulai segala ini ?
Kakek : Juga yang akan mengakhiri segalanya.
Abu : Mulai dan mengakhiri ?
Kakek : Membangun dan meruntuhkan sekaligus.
Abu : Saya jadi bodoh.
Kakek : Kau memang bodoh. Dan ketika kau dihidupkan ajal disisipkan dalam salah satu tulang igamu. Dialah-Tuhan.
Abu : Tuhan.
Kakek : Dialah-Tuhan. Yang telah menciptakan jagad raya dan seisinya. Maka bersyukurlah kau kepadaNya. Maka bersembahlah kau kepadaNya. Maka patuhlah kau kepada firman-firmanNya. Maka perbuatlah segala perintah-perintahNya. Maka jauhilah segala larangan-laranganNya. Barang siapa melanggra neraka hukumannya. Barang siapa petuh sorga upahnya.
Abu : Neraka ?
Kakek : Api sengsara yang menjilat-jilat.
Abu : Sorga ?
Kakek : Bahagia di atas bahagia.
Abu : Barangkali itu ujung dunia ?
Kakek : Memang salah satu ujungnya. Di sana Sorga. Di situ Neraka.
Abu : Di sana juga tinggal Nabi Sulaiman ?
Kakek : Oya.
Abu : Kalau begitu ada juga Cermin Tipu Daya ?
Kakek : Barangkali. Saya tidak begitu pasti.
Abu : Di jual ?
Kakek : Kalau ada dengan cuma-cuma kua dapat memilikinya.
Abu : Kau pasti ?
Kakek : Kalau ada.
Abu : Kau belum pernah kesana ?
Kakek : Ke sana ke mana ?
Abu : Ke sorga.
Kakek : Siapa pun belum.
Abu : Bagaimana kau tahu Nabi Sulaiman ada di sana ?
Kakek : Kau memang buta huruf. Dalam kitab agama lengkap segala tanda-tanda.
Abu : Kalau begitu tunjukilah saya cara menuju sorga.
Kakek : Bersembahlah kau KepadaNya.
Abu : Baik. Berapa lama saya mesti menyembah ?
Kakek : Sampai kau mati.
Abu : Ha ?
Kakek : Sampai kau mati. Atau dengan kalimat yang lebih baik ; sampai saat kau dilepaskan dari beban jasmani.
Abu : Lalu kapan saya sempat mengecap sorga ?
Kakek : Ketika kau mati.
Abu : Ha ?
Kakek : Begitulah. Ketika kau mati kau akan sampai ke sana.
Abu : Harus sampai ke batas mati untuk sampai ke sana ?
Kakek : Harus sampai ke batas mati untuk samapai ke sana.
Abu : Harus tidak ada untuk ada ?
Kapai - Kapai
Karya Arifin C Noe.
sumber:http://adityafebriansyah1.blogspot.com/2014/03/drama-dimanakah-ujung-dunia.html
editing:http://kenikokenzo1.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar